Rabu, 27 Oktober 2010

kebudayaan indonesia yang diambil malaysia

Budaya Diambil Malaysia, Siapa yang Salah?
Mulai tahun ini, bulan ini, hari ini, jam ini dan detik ini, marilah kita meluangkan sedikit waktu kita untuk memperhatikan budaya, tradisi yang ada di sekitar kita. Pengakuan Malaysia terhadap budaya Indonesia, menandakan kita sendiri lemah dalam melindungi budaya di tanah air.
Terbukti dalam keseharian kita. Sudahkah kita semua bangsa Indonesia peduli dengan budaya kita sendiri?
Kita biarkan para seniman kelaparan, kita biarkan para pelaku kesenian tradisional mondar-mandir ngamen di kampung-kampung untuk mencari sesuap nasi. Lalu, berapa banyak kelompok kesenian tradisional yang dulunya tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat, kini hilang tanpa bekas.

Seperti kethoprak, wayang orang, ludruk, gajah-gajahan dan masih banyak lagi jenis kesenian yang kini hilang ditelan bumi. Sepertinya, kini tidak ada lagi generasi dari anak-anak kita yang mau mencintai kesenian tradisional kita sendiri.
Namun yang terjadi justru sebaliknya. Kini Indonesia sedang demam musik pop. Membanjirnya industri musik pop yang berkembang sangat pesat dan tiada henti tanpa diimbangi kekuatan budaya tradisional dikalangan anak-anak muda kita, membuat seni budaya kita tersingkir dari pikiran mereka.
Ditengah keterlenaan kita itulah, rupanya tetangga dekat yang mengaku saudara serumpun yang memimiliki kehidupan yang berkecukupan mencoba untuk menaruh perhatian terhadap budaya kita. Mungkin, tak sekedar menaruh perhatian saja. Namun kini mulai ingin merebut budaya-budaya yang tidak diperhatikan oleh bangsa Indonesia sendiri.
Seperti yang dimuat Kompas edisi 31 Agustus 2009, yang menjelaskan perlindungan budaya di Indonesia lemah. Ini terbukti dari ketidak berdayaannya pemerintahan kita yang tidak memiliki data lengkap mengenai seni budaya kita sendiri. Aneh memang? Begitu halnya tentang publikasi tentang bduaya kita sendiri juga lemah. Publikasi multimedia secara internasional mengenai produk seni budaya Indonesia juga minim, sementara Malaysia sangat proaktif dalam mempublikasikan budaya-budaya yang mereka anggap miliknya.
Bahkan dari 33 provinsi di Indonesia, baru tiga provinsi yang telah melakukan inventarisasi terhadap seni budaya mereka. Ketiga provinsi itu adalah Bali, NTB dan DI Jogjakarta. Syukurlah! Tiga provinsi ini patut kita acungi jempol, dan hasilnya ada 600 seni budaya yang ada di tiga provinsi itu. Namun 31 provinsi yang lainnya, hanya bediam diri, belum melakukan apa-apa…
Kita bisa membayangkan berapa banyak jumlah seni budaya dari 33 provinsi di tanah air ini, seandainya kita mampu menginventarisir seni budaya kita, pastilah sangat banyak jumlahnya. Ribuan jumlahnya. Bukan kah itu aset yang tak terhingga nilainya.
Semoga, dengan persitiwa ini, pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah segera melakukan inventarisasi dan melakukan langkah-langkah penyelamatan terhadap seni budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat kita. Sekarang, janganlah kita hanya bediam diri, tanpa melakukan tindakan yang jelas tentang penyelamatan budaya kita sendiri.

Ini dia 32 Buah Kekayaan Indonesia yang Diakui Malaysia!
Pertarungan Indonesia dan Malaysia terus saja bergulir dan semakin panas. Ada 21 budaya Indonesia yang mereka klaim sebagai budaya asli mereka, salah satunya Ulos. Ternyata, tahun 2008 lalu, Malaysia sudah klaim Ulos sebagai bagian dari budaya mereka pada satu acara, yang katanya mewakili negeri-negeri yang ada di Malaysia.

Menurut Lidyanata Blog,  kain ulos tersebut digunakan pada acara yang mewakili kebudayan negara-negara yang ada di Malaysia. Kain dipakai dalam suatu tarian, yang kalau tidak salah jenisnya ‘ragi hotang’, dengan tarian yang mirip tortor, hanya tangan mereka tidak ‘manyomba’ di depan dada, tapi diletakkan di samping paha kiri dan kanan dan kakinya ‘manyerser’ -serser.

Sementara itu, menurut Forum Kebudayaan Indonesia, sudah 32 budaya Indonesia yang budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain, 21 diantaranya diklaim oleh Malaysia.

   1. Batik dari Jawa oleh Adidas
   2. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
   3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
   4. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
   5. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
   6. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
   7. Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
   8. Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
   9. Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
  10. Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
  11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  12. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  13. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
  14. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
  15. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
  16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  17. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
  18. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
  20. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
  21. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
  22. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
  23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
  24. Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
  25. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
  26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
  27. Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
  28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
  29. Kain Ulos oleh Malaysia
  30. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
  31. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
  32. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
Sumber : www.google.com
Pendapat : siapa yg salah???
Mungkin kalimat itu yg ada dibenak kita saat ini.
Pemerintah atau kita sendiri.
Menurut saya,semuanya salah,terkadang kita hanya selalu menyalahkan pemerintah,ketimbang kita melihat diri kita sendiri,apakah kita sudah memperhatikan dan mengangkat kembali kebudayaan yg ada disekitar kita,yg hampir punah yang dulunya tumbuh,dan berkembang disekitar masyarakat,maka dari itu mulailah dari sekarang kita bersama2 untuk memperhatikan,mengangkat dan melestarikan kembali kebudayaan yg hampir punah,ketimbang kita selalu mempertanyakan siapa yg salah,dan untuk pemerintah sendiri diharapkan untuk lebih memperhatikan beragaman budaya indonesia agar tidak diambil lagi oleh negara manapun.khususnya negara MALAYSIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar