Selasa, 26 Maret 2013

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.

Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah :
  • Semua manusia fana (pasti akan mati). -> premis mayor 
  •  Sokrates adalah manusia. -> premis minor
  •  Sokrates pasti (akan) mati. -> kesimpulan 
Faktor - faktor penalaran deduktif : 

1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi

 Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif

 Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif dan silogisme entimen.

A.  Silogisme Kategorial 

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu: Premis umum : Premis Mayor (My) Premis khusus remis Minor (Mn) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K) Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh silogisme Kategorial:
My  : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn  : Badu adalah mahasiswa
K     : Badu lulusan SLTA

Silogisme kategorial dapat dibedakan menjadi dua saja, yaitu silogisme kategorial dan silogisme tersusun. Dimana silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:
  • Epikherema Epikherema 
adalah jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya.

Contoh: Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.
  • Entimem 
    Silogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama dengan pada penjelasan di atas.
  • Sorites 
Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek premis pertama dan predikat premis terakhir.

B.  Silogisme Hipotesis

Silogisme Hipotesis terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Contoh : Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,Jadi kegelisahan tidak akan timbul.

 C.  Silogisme Alternatif

       Bentuk Silogisme Alterantif :
  • Memiliki premis mayor dan premis minor.
  • Premis mayor menggunakan ungkapan alternatif.
  • Premis minor menolak salah satu pilihan.
  • Memiliki satu konklusi.
                    Misal :               Premis mayor : A atau B
               Premis minor : Bukan A
               Konklusi : B

               Premis mayor : A atau B
               Premis minor : Bukan B
               Konklusi : A

D.  Silogisme Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.



SUMBER :
http://lisarenhoat.blogspot.com/2013/03/penalaran-deduktif-dan-macam-macamnya.html
http://syahrulhavianto.blogspot.com/2012/03/definisi-dan-macam-macam-penalaran_4566.html
http://elfuego10.blogspot.com/2013/03/penalaran-deduktif-dan-macam-macamnya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar