Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesis yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, atau kepastian. Jadi hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
Sedangkan menurut tatabahasa hipotesis berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat suatu proposisi atau dalil. Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap suatu objek hendaknya di bawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation) ataupun dalam prakteknya (implementation).
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan ditelit. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Kegunaan Hipotesis
Secara garis besar kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut(Nazir 1983):
- Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
- Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
- Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
- Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta
1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti
2. Imajinasi serta pemikiran kreatif dari si peneliti
3. Kerangka analisis yang digunakan oleh si peneliti
4. Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh peneliti
Sedangkan menurut Husein umar Fungsi Hipotesis itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Sebagai jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya.
2. Petunjuk kearah penyidikan yang lebih lanjut.
3. Sebagai suatu ‘working hypotesis’ atau hipotesis kerja.
4. Suatu ramalan atau dugaan tentang sesuatu yang bakal datang atau bakal ditemukan.
5. Sebagai konsep yang berkembang.
6. Sebagai bahan dari bangunan dari suatu teori.
Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
- Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
- Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
- Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
- Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
- Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.
Menurut Husein Umar (2003) didalam penelitian dikenal beberapa jenis hipotesis,di antaranya adalah sebagai berikut:
- Preliminary hyphotesis ialah hipotesis pendahuluan atau hipotesis sementara, yang belum atau sedang diuji kebenarannya. Contoh, seseorang beranggapan karena logikanya, Bahwa kepuasan kerja seseorang sangat tergantung pada gaji atau pendapatan yang diterimanya setelah bekerja.
- Hipotesis yaitu hipotesis pada umumnya atau premilinary hyphotesis yang sudah diuji kebenarannya dan telah diterimasebagai hipotesis. Contoh, bahwa telah banyak penelitian yang membuktikan ternyata benar adanya bahwa gaji ternyata berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja seseorang.
- Hipotesi penelitian yaitu hipotesis yang berfungsi sebagai penuntun dalam melakukan penelitian. Misalnya, dalam perihal gaji yang berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja. Disuatu perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultan manajemen akan diteliti apa benar bahwa gaji mempunyai pengaruh besar terhadap kepuasan kerja para konsultan. Jadi, penelitian akan fokus ke sana saja, tidak muter-muter.
- Asumsi ialah anggapan. Misalnya, hipotesis bahwa sekitar tahun 2010 pulau jawa akan menjadi kota-pulau. Hipotesis ini berdasarkan asumsi-asumsi tertentu; pertambahan penduduk begini dan begitu, dan lain-lain.
- Hipotesis Nol. Merupakan pernyataan sementara suatu parameter yang akan diuji melalui uji statistik. Contoh, misalkan ada dua kelompok mahasiswa:
b. Mahasiswa yang tinggal bersama orangtua
Pertanyaan : Adakah korelasi antara prestasi mahasiswa dan tempat tinggal mahasiswa antara yang kos/kontrak dan tinggal bersama orang tua?
Jawab : Ho: Tidak ada perbedaan
Hipotesis ini menuntun penelitian terhadap kedua kelompok. Kalau ternyata benar, hipotesis nol itu diterima sebagai tesis. Sebaliknya, kalau terbukti keliru, hipotesis nol itu ditolak dan dirumuskanlah hipotesis baru.
Uji hipotesis
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan pada fungsi sebagai penuntun dalam analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebapkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.
Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis adalah serangkaian hasil yang bisa menolak hipotesis nol, untuk menerima hipotesis alternatif. Daerah kritisini biasanya di simbolkan dengan huruf C.
Contoh Uji Hipotesis
Seorang yang dituduh pencuri dihadapkan kepada seorang hakim. Seorang hakim akan menganggap orang tersebut tidak bersalah, sampai kesalahannya bisa dibuktikan. Seorang jaksa akan berusaha membuktikan kesalahan orang tersebut.
Dalam kasus ini, Hipotesis nol (H0) adalah: "Orang tersebut tidak bersalah", dan Hipotesis alternatif (H1) adalah : "Orang tersebut bersalah". Hipotesis alternatif (H1) inilah yang akan dibuktikan.
Ada dua kondisi yang mungkin terjadi terhadap orang tersebut:
1. Orang tersebut tidak bersalah.
2. Orang tersebut bersalah.
Dan ada dua keputusan yang bisa diambil hakim
1. Melepaskan orang tersebut.
2. Memenjarakan orang tersebut.
Hipotesis nol (H0) benar Hipotesi alternatif (HI) benar
(Orang tersebut tidak bersalah) (Orang tersebut bersalah)
Menerima hipotesis nol Keputusan yang benar Keputusan yang salah
(Orang tersebut dibebaskan) Keputusan yang salah (kesalahan Tipe II)
Menolak hipotesis nol Keputusan yang salah Keputusan yang benar
(Orang tersebut dipenjara) (Kesalahan Tipe I)
Dalam kasus ini, ada dua kemungkinan kesalahan yang dilakukan hakim
1. Memenjarakan orang yang benar (Kesalahan Tipe I)
2. Melepaskan orang yang bersalah (Kesalahan Tipe II)
Sumber :
Husein Umar. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Umum, 2003
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/16/merumuskan-hipotesis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar