Rabu, 12 Juni 2013

TEORI DALAM PEMBUATAN PROPOSAL

Laporan penelitian mempunyai dua macam, disesuaikan dengan tujuannya, yaitu:
  1. Proposal Penelitian, yaitu proposal yang berisi laporan ringkas, padat dan menyeluruh mengenai hal-hal penting apa saja yang perlu diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai rencana penelitian. Jadi laporan ini dibuat sebelum penelitian dilakukan.
  2. Laporan Penelitian, yaitu bahwa seluruh pekerjaan penelitian pada akhirnya harus dibuat dalam sebuah laporan tertulis yang teknik penulisannya walaupun tidak ada standar baku akan tetapi secara umum dapat dianggap sama. Diperguruan tinggi, untuk program sarjana S1 laporan riset ini disebut skripsi, untuk program pasca sarjana S2 disebut tesis dan program doktoral S3 disebut disertasi.
Dalam pembuatan proposal penelitian mencakup bagian-bagian pokok yaitu :

1.1   Latar Belakang Masalah

        Dalam uraian mengenai latar belakang masalah pada dasarnya menunjukkan bahwa secara logiko-empiris memang ada masalah. Masalah dapat ditunjukkan secara logis maupun empirik. Masalah bukan sesuatu yang imajinatif atau seakan-akan ada masalah.Dalam latar belakang masalah juga ditunjukkan bahwa masalah itu penting secara obyektif.
        Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan ideal akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomenal dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak orang dan di bicarakan di berbagai kalangan di masyarakat.
        Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.

Latar belakang penelitian berisi :
  1. Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dan temuan penelitian sebelumnya.
  2. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi ketimpangan yang ada berkaitan dengan topik yang diteliti.
  3. Kompleksitas masalah jika masalah itu dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam.
  4. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis
  5. Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni peneliti.

Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai beikut :
  • Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti.
  • Pada bagian tengah ungkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
  • Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya munculah judul.
1.2    Rumusan dan Batasan Masalah

         Dalam pengertian umum, masalah penelitian adalah suatu pertanyaan atau pernyataan yang menyatakan tentang situasi yang memerlukan pemecahan melalui penelitian. Secara lebih spesifik, masalah penelitian merupakan pertanyaan yang menanyakan hubungan antar variabel penelitian. Pengertian lain menunjukkan bahwa masalah merupakan kesenjangan das sollen dengan das sain. Masalah juga dapat dikatakan sebagai kesenjangan antara teori dan praktik.
         Menurut Lincoln dan Cuba (Moleong, 1996:62) “masalah penelitian adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan”.  Faktor yang berhubungan itu dapat berupa konsep, data empirik, pengalaman, atau unsur  lainnya. Dengan kata lain masalah adalah hubungan antara dua (beberapa) variable yang tidak atau belum jelas . Tujuan penelitian adalah memecahkan masalah.
         Dalam identifikasi masalah, dipaparkan seluruh masalah yang ditemukan dalam latar belakang masalah. Oleh karena itu harus dihindari memunculkan masalah yang tidak memiliki landasan/pijakan dari latar belakang masalah. Bagian identifikasi masalah ini memiliki fungsi untuk menunjukkan bahwa banyak masalah yang dapat diangkat menjadi masalah penelitian.
         Namun karena keterbatasan waktu, biaya,  kemampuan dan minat peneliti serta tingkat urgensi masalah itu untuk dikaji/diteliti, maka peneliti akan membatasi pada masalah – masalah tertentu untuk diteliti. Dalam penyusunan karya tulis pembatasan sangat penting agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Membatasi masalah memiliki implikasi pada  penyempitan teori dan variabel yang akan diteliti. Pembatasan masalah juga sangat membantu peneliti dalam merumuskan instrumen penelitian. Bagian ini disebut sebagai pembatasan masalah.
         Dari pembatasan masalah, maka kemudian dilanjutkan perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian.

Tahap rencana merumuskan masalah adalah sebagai berikut:
  1. Mengenali suatu masalah yang spesifik.
  2. Menguraikan secara singkat dan detail rencana penelitian.
  3. Melihat literatur teoritis yang relevan yang dapat memberi petunjuk tentang masalah yang ditemukan sehingga akan mengarahkan ada tidaknya perubahan rencana penelitian.
  4. Membaca substansiil riset sebelumnya. (Borg, 1983:85)
Dalam penyusunan masalah harus mempunyai karakteristik yaitu (Borg,1983:87) :
  1. Haruslah ditulis dalam bahasa yang jelas dan dapat merangsang minat pembaca.
  2. Masalah harus cukup terbatas di dalam lingkup masalah untuk menjadi tesis atau disertasi
  3. Masalah harus secara hati-hati di coba didalam yang lebih luas dari teori sekarang dan penelitian yang relevan. Hindari membuat asumsi atau statemen tanpa pendukung.
  4. Arti dari masalah harus ditunjukkan yaitu menyelidiki suatu pernyataan yang penting, menemukan kebutuhan yang dikenali, atau melakukan hal penting/ berguna untuk suatu kontribusi pengetahuan.
  5. Masalah harus dengan jelas dan secara logika berhubungan dengan hipotesis.
1.3    Tujuan Penelitian

         Setelah rumusan masalah kemudian dilanjutkan memaparkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.


Menurut Hadi (2001) tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:
  1. Menemukan pengetahuan
  2. Mengembangkan pengetahuan
  3. Menguji kebenaran suatu pengetahuan
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, meliputi: 
  1.  Penelitian Eksploratif
Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.
Penelitian eksploratory pada umumnya dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan ”Apa (what)” (Apa sesungguhnya fenomena sosial tersebut?). Pada penelitian ini seringkali menggunakan data-data kualitatif.


        2.  Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas. Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan ”bagaimana (how)” dan ”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?)

         3.  Penelitian Eksplanatif

Tujuan penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”.

1.4    Manfaat Penelitian


Di dalam sebuah penelitian mengandung 2 manfaat penelitian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
  • Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.
  • Manfaat Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah  praktis. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi mereka. Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian.

1.5    Metode Penelitian


         Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan kata penelitian. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya [Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), hal. 24]. 

         Adapun pengertian penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, eksperimental maupun non eksperimental, interaktif maupun non interaktif [Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2005), hal. 5].
         Dari pengertian di atas kita dapat mengetahui bahwa metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara lebih luas lagi Sugiyono[ Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 6] menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

1.5.1   Objek Penelitian
Dalam objek penelitian ini menjelaskan profil singkat seperti nama,tempat, dan atribut lain dari objek yang akan diteliti
 
1.5.2   Data

           Menurut Husein umar (2003) yang mengutip pendapat Mc. Leod (1995), pengertian data dari sudut ilmu sistem informasi adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai. Sebagai ilustrasi, misalnya jumlah jam kerja karyawan. Saat data ini diproses, ia dapat berubah menjadi informasi misalnya dengan mengalikan jumlah jam kerja dan upah per jam sehingga didapat hasil pendapatan kotor. Jika pendapatan kotor ini dijumlahkan maka penjumlaha ini merupakan total biaya gaji karyawan harian. Jumlah biaya gaji ini dapat dijadikan informasi bagi manajemen. Jadi informasi merupakan data yang telah diolah dan memiliki arti bagi pemakai.

1.5.3   Metode Pengumpulan Data

  1. Data Primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisisan kuesioner, dan observasi.
  2. Data Sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-digram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut, misalnya data kinerja perbankan nasional yang dikeluarkan suatu badan riset.
Cara Pengumpulan Data 
  1. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melihat secara langsung di tempat lokasi dan mencatat hal-hal yang dipergunakan dalam perusahaan.
  2. Interview, yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan, staf dan para karyawan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya.
  3. Dokumentasi, yaitu pengambilan data secara tertulis atau data yang sudah tersedia di tempat penelitian seperti:
        –    Sejarah singkat perusahaan
        –    Struktur organisasi
        –    Data-data yang berhubungan dengan data penelitian

    4.  Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan pada responden  yang disusun secara  terstruktur, sehingga diperoleh data yang akurat berupa tanggapan langsung responden (karyawan).

Sedangkan untuk pemberian skor skala likert, menurut Sugiyono, (1999:87):
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dapat diberi skor, misalnya:
1.    Setuju/selalu/sangat positif diberi skor      (5)                             
2.    Setuju/sering/positif diberi skor  (4)                                            
3.    Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor  (3)                       
4.    Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor   (2)         
5.    Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor (1)   


1.5.4  Hipotesis

          Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesis yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, atau kepastian. Jadi hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.
         Sedangkan menurut tatabahasa hipotesis berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat suatu proposisi atau dalil. Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap suatu objek hendaknya di bawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation) ataupun dalam prakteknya (implementation).
         Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan ditelit. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.

Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik :
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

  • Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
  • Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
  • Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
  • Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
  • Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.
 1.5.5   Metode Analisis Data


          A.   Uji Validitas
Menurut Husein Umar (2003:179) validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji korelasi product moment dan diolah dengan menggunakan program SPSS 20. Uji validitas dapat diketahui dengan membandingkan antara r hitung dari hasil olahan komputer dengan r tabel dari tabel r product moment.
Dasar pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket adalah :
- Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid
- Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel maka variabel tersebut tidak valid


           B.   Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. teknik pengujian dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Perhitungan Alpha Cronbach dapat menggunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 2.0 dengan menggunakan model Alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,600 (Ghozali, 2009).


           C.   Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan dapat dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus dilakukan uji asumsi klasik yaitu:

  • Uji Multikolonieritas 
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Multikolonieritas dideteksi dengan menggunakan nilai  tolerance  dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/  tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.
  • Uji Autokorelasi
Sama halnya dengan uji multikolonieritas, Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas. Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin–Watson dengan melihat nilai pada durbin-watson < 2.20.

          D.    Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Adapun bentuk persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
Y = Variabel dependent
b1, b2, b3 = Koefisiensi regresi
X1, X2,X3 sebagai variabel independent


            E.    Uji Goodness of Fit
Uji Goodness of Fit digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Uji Goodness of Fit dapat dilakukan dengan metode statistik, yaitu melalui pengukuran nilai koefisien determinasi, nilai statistik  F dan nilai statistik t. Menurut Ghozali(2009), perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya perhitungan statistik disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

- Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

- Uji Signifikansi Simultan
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y). Model hipotesis yang digunakan adalah:
H0: b1 = b2 = b3 =0 artinya variabel bebas (X) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).
H0: b1 ≠ b2 ≠ b3 artinya variabel bebas (X) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan
keputusan, yaitu:
• H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%
• H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%

- Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independen benar-benar berpengaruh secara parsial (terpisah) terhadap variabel dependennya. Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (a) = 0,05 ditentukan sebagai berikut : 
−  t hitung < t tabel, maka H0 diterima 
−  t hitung > t tabel, maka H0 ditolak


 

KAJIAN PUSTAKA
 

         Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian pustaka merupakan variabel yang menentukan dalam suatu penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil penelitian. Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Oleh karena itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.
         Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengetahuan yang lebih luas.
          Dalam kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain, yaitu kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda bacaan, kemudian dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-temuan itu harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan. Kegunaannya adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian tersebut karena ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.


Sumber :  
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/cara-membuat-latar-belakang-masalah-510625.html
http://www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-dan-tujuan-kajian-pustaka.html
http://garasighaliya.blogspot.com/2010/04/pengertian-tujuan-dan-kegunaan.html
http://kutukuliah.blogspot.com/2013/03/fungsi-manfaat-kegunaan-penelitian.html
http://addriadis.blogspot.com/2013/03/pengertian-metode-penelitian-menurut.html
Husein Umar. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Umum, 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar