Memulai bisnis tak perlu menunggu puluhan tahun bekerja dengan orang
lain untuk mengumpulkan modal dan menanti hingga modalnya bernilai
miliaran. Memulai bisnis juga tak perlu menunggu usia mendekati senja
karena bisnis bisa dimulai hari ini, di usia Anda yang masih sangat
muda.
Hal ini disampaikan tiga pebisnis muda yang telah berhasil mendirikan
usaha mereka sendiri dan terbebas dari belenggu menjadi karyawan. Tiga
pebisnis muda tersebut adalah Denny Delyandri (lulusan Universitas
Andalas Padang), Firmansyah Budi Prasetyo (lulusan Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta), dan Riezka Rahmatiana (lulusan Universitas Padjadjaran Bandung).
Ketiga pebisnis ini masih berusia 25 hingga 30 tahun dan sudah
memiliki bisnis yang sukses, padahal bidang bisnis mereka tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikan masing-masing. Denny adalah Sarjana
Teknik Elektro yang kini
pemilik bisnis Oleh-Oleh Khas Batam. Firman adalah Sarjana Hukum yang
kini berbisnis cake dan brownies dari singkong dengan brand Cokro Tela
Cake. Sedangkan Riezka, Sarjana Ilmu Komunikasi yang berbisnis es pisang
ijo, jajanan khas Makassar. Mereka sama-sama pernah bekerja di
perusahaan tertentu dan berpikir, apa yang akan mereka dapatkan 10 tahun
ke depan jika tetap jadi karyawan?
Denny menceritakan bahwa bisnisnya dimulai dari dapur yang ada
di rumahnya. Awalnya ia menjual kerupuk udang, pisang goreng, dan
jajanan ringan lain yang dibungkus lalu dipasarkan di sekitar rumah.
Tahun 2007 ia memiliki ide untuk membangun brand Oleh-Oleh Khas Batam
karena saat itu belum ada yang bisa mengklaim sebagai pembuat oleh-oleh
khas Batam. Ia pun mencoba membuat sesuatu yang beda, yakni membuat cake
dari pisang. Cake pisangnya ternyata mendapat sambutan baik dari
konsumen hingga sekarang.
Sedangkan Firman yang memiliki bisnis cake berbahan dasar singkong, awalnya memperhatikan bahwa cake atau brownies di Indonesia
kebanyakan bahan bakunya impor. Firman kemudian mencoba membuat kedua
jenis makanan tersebut menggunakan tepung singkong dan dicampur singkong
asli. “Pisang, singkong, ternyata lebih mahal ketika dikreasikan
menjadi cake,” ujar Firman dalam talkshow “Sukses Berbisnis di Usia
Muda” di Jakarta Convention Center, Jumat (19/8/2011) lalu.
Riezka memutuskan untuk membangun usaha Pisang Ijo JustMine ketika ia
menikmati jajanan ini di rumah makan khas Makassar. “Waktu itu saya
pikir, sayang sekali kalau
makanan sesegar ini hanya bisa ditemukan di rumah makan khas Makassar
yang sulit dicari,” ujar Riezka. Ia pun langsung mencoba membuat pisang
ijo buatannya sendiri, dan menjualnya di mana saja. Kini, pisang ijo
buatannya telah memiliki 150 cabang franchise.
Disinggung mengenai motivasi awal mendirikan bisnis, Firman
mengatakan, Indonesia diprediksi akan jadi negara kelima terbesar di
dunia. Saat itu tiba, ia tidak ingin hanya menjadi penonton, tetapi
menjadi pemain. Sementara Denny memiliki motivasi berbisnis cake karena
ia sangat menyukai roti. Ia melihat bahwa roti kebanyakan dibuat dari
tepung terigu. Ia ingin mencoba buat cake dari bahan tepung singkong
yang berbeda dari biasanya. Motivasi Riezka lain lagi, ia ingin pisang
ijo bisa dinikmati semua orang di mana saja, tak perlu ke rumah makan
khas Makassar.
Selama mendirikan bisnis, mereka tentu pernah merasakan jatuh-bangun.
Untuk bisa bertahan, Firman selalu teringat motivasi awalnya, yakni
ingin menjadi pemain, bukan penonton. Sedangkan Denny bertahan karena ia
mengaku memiliki jiwa entrepreneur sehingga ia memiliki sense of spirit
yang lebih besar dibandingkan orang lain. Jiwa entrepreneur jugalah
yang membuat Riezka selalu bisa menyiasati penjualan dengan cara-cara
yang khas, yang bisa melekat di benak konsumen.
Meskipun kini mereka tergolong sukses, tetapi mereka masih melakukan
mentoring. Denny memiliki prinsip bahwa proses belajar tidak boleh
terhenti. Maka, mentoring akan terus dilakukannya, baik bertemu langsung
maupun melalui teknologi informasi. Firman sendiri mengaku mentoring
dimanfaatkannya untuk menggali ilmu sekaligus mendapat inspirasi. Ia
merasa terpacu setiap kali melihat mentor-mentornya sukses. Sedangkan
Riezka mengaku senang mendapat mentor dari komunitas Womenpreneur
Indonesia yang sering mengadakan pertemuan sehingga ia bisa sharing
tentang masalah dan mencari solusinya bersama-sama.
Saran dari mereka bertiga bagi pengusaha pemula yang ingin memulai
usaha adalah: rajin melihat, mengamati, meniru, dan memodifikasi
produk-produk sejenis (Firman). Sedangkan Denny mengatakan, pengusaha
harus memiliki modal percaya diri, mampu mengorganisasi keahlian diri
sendiri dan keahlian orang lain, memiliki jaringan yang luas, dan mampu
mempertahankan kepercayaan orang lain. Selain itu, Riezka mengingatkan
untuk selalu memancang niat, tetap fokus, dan menjalani dengan tekun.
sumber: kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar