Rabu, 09 November 2011

PERLUNYA SEGMENTASI PASAR DALAM PERUSAHAAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pasar pada hakekatnya adalah orang-orang. Kita tahu bahwa orang adalah sangat beraneka ragam sifat-sifatnya sehingga dapat dikatakan bahwa di dunia ini tidak ada satu pun manusia yang sama, sekalipun dia itu kembar. Di samping keanekaragaman tersebut kita dapat mengkelompok-kelompokkan manusi menurut sifat-sifatnya atau ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh kelompok tertentu yang berbeda dengan sifat/ciri-ciri dari kelompok manusia yang lain. Misalnya kita dapat mengelompokkan menurut bentuk tubuh mereka. Ada yang berbentuk tubuh tinggi semampai, yang biasanya memiliki sifat-sifat perasa, artistik atau melankolis. Ada pula kelompok manusia yang bertubuh gemuk pendek, yang biasanya mereka itu memiliki sifat-sifat terbuka, senang bergaul, serta humoris. Kita dapat pula membedakan manusia itu dengan cara pembedaan yang lain sehingga dapat diketahui bahwa ada kelompok manusia yang senang mobil besar mewah, ada pula yang senang mobil mewah tapi kecil dan bahkan ada yang menyenangi mobil yang supra mewah dan sebagaimya. Jadi pasar adalah sangat heterogen atau beraneka ragam. Akan tetapi meskipun heterogen kita dapat membeda-bedakannya ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki sifat-sifat yang sama seperti contoh tersebut di atas. Usaha untuk mengkelompok-kelompokan pasar yang heterogen itu disebut “segmentasi pasar.”

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.Perlukah adanya segmentasi pasar dalam perusahaan ?
2.Kriteria apa saja yang harus di penuhi dalam segmentasi pasar agar dapat efektif ?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pentingnya segmentasi pasar dalam perusahan.

BAB 11
LANDASAN TEORI

Manajemen Pemasaran. Definisi Segmentasi Pasar
Swastha & Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Ada lagi pendapat Swastha & Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307.

BAB 111
PEMBAHASAN

A.SEGMENTASI PASAR
Pemasar haruslah mampu melihat perbedaan-perbedaan karakter maupun perilaku pasar yang ada. Perilaku pasar pada kenyataannya lebih bersifat heterogen. Keragaman perilaku pasar akan memerlukan barang dan usaha-usaha memperoleh barang yang juga beragam. Pemasar merasa perlu mengelompokkan pasar yang heterogen tersebut kedalam bagian-bagian pasar yang mempunyai perilaku lebih seragam.
Produk dapat dirancang sesuai dengan masing-masing segmen pasar yang berbeda. Dengan karakter dan perilaku yang lebih homogen, masing-masing pasar dapat dipenuhi kebutuhannya lebih baik. Dengan kata lain, masing-masing kelompok pasar dipenuhi oleh produk dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Perusahaan pun akan lebih kompeten dalam melayani kebutuhan-kebutuhan masing-masing segmen pasar atau hanya beberapa kelompok pasar saja yang jelas perbedaannya. Proses pembagian pasar ini dikenal sebagai segmentasi pasar (Market Segmentation).
Segmentasi pasar adalah proses membagi-bagi pasar yang semula berperilaku heterogen menjadi beberapa kelompok pasar yang sekarang berperilaku lebih seragam. Atau proses mengkelompokkan bagian-bagian pasar yang berperilaku sama dari keseluruhan perilaku pasar yang beragam. Secara umum, tujuan segmentasi pasar adalah untuk memperoleh bagian pasar yang mempunyai karakter dan perilaku yang lebih seragam.

B.BASIS SEGMENTASI PASAR
1.Basis Segmentasi Pasar Konsumen :
Geografis (wilayah, pemukiman, perkotaan, dsb.)
Pasar dapat dibedakan menurut batas-batas wilayah atau daerah. Misalnya pasar daerah barat dan daerah timur.
Demografis (usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dsb.)
Pasar dapat dibedakan menurut perbedaan misalnya usia. Perilaku pasar kanak-kanak akan berbeda dengan pasar dewasa.
Psikografis (sikap, motivasi, persepsi, dsb.)
Pasar dapat dibedakan menurut perbedaan misalnya sikap konsumen terhadap produk tertentu.
Kebiasaan (membeli, mengkonsumsi, dsb.)

2.Basis Segmentasi Pasar Industrial :
Geografis (wilayah, sentra industri dan perdagangan)
Demografis (jenis industri, kapasitas atau luas produksi)
Variabel operasional (tingkat teknologi, pola konsumsi, kapabilitas dan kebutuhan pelanggang)
Pendekatan pembelian (tingkat wewenang bagian pembelian, struktur wewenang, kebijakan pembelian,kriteria pembelian)
Faktor situasional (tingkat kepentingan, penggunaan, tingkat pemesanan)
Karakteristik personal (kesamaan pembeli-penjual, sikap terhadap resiko, tingkat loyalitas terhadap pemasok)

C.PROSES SEGMENTASI PASAR
Proses segmentasi mempunyai beberapa langkah. (1) identifikasi basis segmentasi pasar, (2) mengumpilkan informasi pasar, (3) mengembangkan komposisi profil segmen, (4) penetapan konsekuensi pemasaran, (5) estimasi masing-masing potensi segmen pasar, (6) analisi peluang pasar, (7) penetapan peluang pasar.

Segmentasi pasar diperlukan karena :
1.Perusahaan dapat lebih baik memahami perilaku segmen-segmen pasar yang lebih homogen sehingga dapat lebih baik dalam melayani kebutuhan-kebutuhan mereka. Program pemasaran dapat lebih diarahkan sesuai dengan perilaku dan kebutuhan masing-masing segmen pasar.
2.Apabila pasar terlalu luas dan berperilaku sangat seragam, perusahaan dapat memilih satu atau beberapa segmen pasar saja. Sehingga kapasitas pasar dapat lebih sesuai dengan luas segmen-segmen pasar yang terbentuk.

Kriteria efektifitas segmentasi pasar :
Dapat dijangkau (accesable)
Segmen pasar yang sudah dibentuk atau direncanakan belum tentu semua dapat dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Karena adanya hambatan transportasi, luas wilayah, jarak atau karena perilaku masyarakat tertentu, segmen-segmen pasar tersebut tidak atau belum dapat dicapai.
Dapat diukur (measureable)
Meskipun perilaku bagian-bagian pasar adalah heterogen, tetapi dalam kenyataannya sulit untuk melakukan pengukuran perbedaan-perbedaan tersebut. Kriteria dasar pembagian pasar perlu dinyatakan secara jelas dan nyata sehingga perbedaannyapun menjadi lebih jelas.
Memberikan keuntungan (profitable)
Segmentasi pasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Apabila segmen-segmen pasar yang telah terbentuk masing-masing atau sebagian besar tidak memberikan keuntungan dari perbedaan tersebut, maka usaha ini tidak bermanfaat. Artinya hanyalah segmen-segmen yang memberikan peluang untuk keuntungan rancangan tersebut bermanfaat.


BAB 1V
PENUTUP

KESIMPULAN
Segmentasi pasar adalah proses membagi-bagi pasar yang semula berperilaku heterogen menjadi beberapa kelompok pasar yang sekarang berperilaku lebih seragam. Atau proses mengkelompokkan bagian-bagian pasar yang berperilaku sama dari keseluruhan perilaku pasar yang beragam. Secara umum, tujuan segmentasi pasar adalah untuk memperoleh bagian pasar yang mempunyai karakter dan perilaku yang lebih seragam.

DAFTAR PUSTAKA
Teguh Budiarto. Dasar Pemasaran. Jakarta : Penerbit Gunadarma, 1993
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html

Senin, 24 Oktober 2011

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN DALAM MENENTUKAN PEMBELIAN PRODUK SEPATU

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelian merupakan proses individu untuk mengatasi persoalan yang dihadapi konsumen dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Model proses pembelian mendasarkan pada model pengambilan keputusan (decision making process) atau model pemecahaan masalah (problem solving process).
Pengambilan keputusan (untuk membeli atau tidak membeli) seseorang dipengaruhi oleh faktor personal dan sosialnya. Faktor personal meliputi motivasi, persepsi, pemahaman, kepercayaan, sikap, dan kepribadiaan seseorang.
Kehidupan personal seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Misalnya, motivasi seseorang membeli baju bermerk terkenal sebenarnya adalah karena untuk dapat diterima dalam kelompok masyarakat kalangan tertentu. Faktor sosial tersebut meliputi aspek kultur, subkultur, klas sosial, kelompok referensi, keluaga, serta peran dan status seseorang dalam kehidupan kelompok.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
• Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini mempunyai maksud untuk memperoleh informasi dari beberapa orang yang telah saya wawancarai mengenai pengambilan keputusan dalam pembelian produk, dalam hal ini penulis mengambil contoh untuk pembelian produk sepatu.

1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam melakukan penelitian adalah untuk mengetahui faktor apa saja dalam menentukan keputusan pembelian produk sepatu.

BAB 11
LANDASAN TEORI
Pada teori ekonomi mikro, konsumen hanya mempertimbangkan dari sisi kuantitas. Keputusan individu konsumen diturunkan dari perilaku konsumen didalam memaksimumkan utilitas dengan kendala pendapatan.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action”. Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan–tindakan tersebut. Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005).
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

BAB 111
PEMBAHASAN
Sepatu merupakan alat untuk melindungi kaki dari panasnya matahari, masuknya kuman-kuman, dan tentunya untuk mempercantik diri agar penampilan kita semakin enak untuk di pandang. Membeli sepatu merupakan salah satu usaha dalam memenuhi kebutuhan pribadi. Ketika membeli sepatu ada beberapa pertimbangan yang sering kita lakukan misalnya dalam hal merek, kualitas dari barang tersebut, harga, model, dan tentunya ukuran yang harus sesuai agar nyaman untuk di pakai.
Dari beberapa informasi yang saya peroleh mengenai hal-hal apa saja yang dipertimbangkan dalam pembelian produk sepatu,diantaranya ada yang mengutamakan merek dan kualitas, tentunya jika sudah menyangkut dua hal tersebut harga tidak lagi menjadi persoalan, yang terpenting adalah kepuasan tersendiri ketika barang yang kita inginkan menjadi milik kita. Namun ada juga sebagian orang yang tidak terlalu mengutamakan merek dan kualitas, tetapi yang terpenting adalah nyaman ketika dipakai apalagi jika didukung dengan harga yang relatif terjangkau.

BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pada dasarnya proses pembelian merupakan pengambilan keputusan (decision making process) atau pemecah masalah (problem solving process). Dalam pengambilan keputusan untuk pembelian produk sepatu ada beberapa pertimbangan yang sering kita lakukan misalnya dari merek, kualitas, model,ukuran, dan harga. Terlepas dari pertimbangan tersebut ada juga sebagian orang yang hanya mengutamakan kenyaman tanpa memikirkan merek dan kualitas, namun ada juga yang mengutamakan merek dan kualitas hingga persoalan harga pun tidak menjadi masalah yang penting adalah kepuasan. Dan bisa di simpulkan bahwa setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Teguh Budiarto. Dasar pemasaran. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Gunadarma
2. http://coebanif.wordpress.com/2010/05/25/makalah-perilaku-konsumen/

Minggu, 02 Oktober 2011

Membaca Peluang Usaha

Untuk memulai bisnis di perlukan ketelitian dan kearifan dalam menentukan investasi yang paling cocok atau sesuai tentunya mana yang lebih menguntungkan untuk dilaksanakan.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal memulai bisnis antara lain :

1. Rasional, bisnis tersebut harus masuk akal untuk dilaksanakan.
2. Perputaran modal, modal yang kita investasikan harus balik modal dalam waktu yang tidak terlalu lama.
3. beresiko kecil, kalaupun terjadi kerugian jangan sampai menderita kerugian yang sangat besar.
4. Pangsa pasar, barang atau jasa yang dijual harus merupakan kebutuhan banyak orang.
5. Legalitas, bisnis yang dijalankan harus legal dari segi hukum.

Jumat, 01 April 2011

INDIRECT SPEECH & REPORTED SPEECH

INDIRECT SPEECH & REPORTED SPEECH (1)

A. Indirect/reported speech can be introduced by a verb in a present tense: He says
that….This is usual when we are:
(a) reporting a conversation that is stiil going on
(b) reading a letter and reporting what it says
(c) reading instruction and reporting them
(d) reporting a statement that someone makes very often,e.g. Tom says
he’ll never married.


When the introductory verb is in a present, present perfect or future tense, we can report the direct speech without any change of tense;

PAUL (phoning from the station): I’m trying to get a taxi.
ANN (to Mary, who is standing beside her): Paul says he is trying to get a
taxi.

B. But indirect/reported speech is usually introduced by a verb in the past tense.Verbs in
the direct speech have then to be changed into a corresponding past tense.

Direct Speech : Indirect Speech :

Simple Present Tense Simple Present Tense
‘I never eat meat,’he explained. He explained that he never ate meat.
Present Continuous Tense Present Continuous
‘I’m waiting for Ann,’ he said. He said (that) he was waiting for Ann
Present Perfect Tense Present Perfect Tense
‘I have found a flat.,’ he said. He said (that) he had found a flat
Present Perfect Continuous Tense Past Perfect Continuous Tense
He said, ‘I’ve been waiting for ages’. He said he had been waiting for ages

If in the sentence there is an adverb or an adverbial phrase of time, the adverb or
adverbial phrase of time should also be changed.

Direct Speech: Indirect Speech :

today that day
yesterday the day before
the day before yesterday two days before
tomorrow the next day/the following day
the day after tomorrow in two day’s time
next week etc the following week/year etc
last week/year etc the previous week/year etc
a year etc.ago a year before/the previous year
now then
here there
this that
Example:
‘I’m starting the day after tomorrow, mother,’ he said.
He told his mother that was starting in two days’time.\

INDIRECT SPEECH & REPORTED SPEECH (2)

There are two ways of relating what a person has said : Direct and indirect.
When we turn direct speech into indirect, some changes are usually necessary. These are most easily considerin statements, question, and commands separately.

Direct Speech : Indirect Speech :

A. Simple Past Past Perfect
* He said to me, “ I never saw * He said to me that he had never seen
before.” before.
* “I was here yesterday.” * Jack said that he had been the day
Jack said. before.
* “You didn’t join the meeting * I said to Jake that he hadn’t joined the
last week.”I said to jake. Meeting the previous week.

B.Past Perfect Past Perfect
* “I had already finished my work,” * She said to me that she had already
She said to me. finished her work.
* “She had just left the room,” * I said to him she had just left the
I said to him. room.
* Jim said to Susan, “I hadn’t * Jim said to Susan that he hadn’t Susan
done the exercises yet.” Done the exercises.

C.Future Past Future
* He said, “I will be in Paris on * He said that he would be in paris on
monday. monday.
* “I will be 21 tomorrow,”said Bill. * Bill said that he would be 21 the
following day.
* He explained, “I’ll do this next * He explained that he would do that
week.” the following week.
* He says. “I shall be here.” * He says that she shall be there.#)

#) if the introductory clause is in present tense, it’s not necessary to change the tenses of
the subordinate clause only the subject, object, possessive, and the adverbs are
changed.

D. Future Continuous Past Future Continuous
* She said, “I will be using the * She said that she would be using the
car myself.” car herself.
* “I will be watching the Movie * Tom said that she would be watching
at 8.30.” said Tom. the movie at 8.30.
* “I’ll be wearing the yellow hat * Jane said that she would be wearing
tomorrow,” said Jane. the yellow hat the following week.
* “This time next week, I will * Matthew said that he would probably
Probably lying on beautiful beach.” lying on beautiful beach the following
Matthew said. week.

Kamis, 24 Februari 2011

ADVERBIAL CLAUSES

Adverbial Clause

Adverbial clause is a clause that functions as an adverb adverbial clause begins with the subordinating conjunctions which pertained conjunctions .

The type of adverb clauses :

1. Clause of Time

Is a clause which states the times adverb such as after, before, no so, while.

Example :
• While he was walking home, he saw an accident.
• By the time I arrive, Alex will have left.


2. Clause of Place

Is a clause which states the place adverb such us where, nowhere, anywhere, wherever.

Example :
• The guard stood where he was positioned
• Where there is poverty, there we find discontent and unrest.


3. Clause of Contrast (or Concession)

Adverb is a clause stating opposition, such us although, though, even though, whereas, even if, in spite of, as the time.

Example :
• Mary wanted to stop, whereas I wanted to go on.
• He is very friendly, even if he is a clever student.


4. Clause of Manner

Adverb is a clause stating how, such us how, like, in that.

Example :
• You may finish it how you like.
• They may beat us again, like they did in 1978
.

5. Clause of Purpose and Result

Adverb is a clause which states the effect, such us (in order) that, so that, in the hope that, to the end that, lest, in case.

Example :
• They went to the movie early (in order) to find the best seats.
• He is saving his money so that he may take a long vacation.


6. Clause of Cause and Effect

Adverb is a clause which states the effect.

Example :
• The soup tastes so good that everyone will ask for more.
• The student had behaved so badly that he was dismissed from the class.