Sabtu, 04 Mei 2013

DATA

Pengertian Data

Menurut Husein umar (2003) yang mengutip pendapat Mc. Leod (1995), pengertian data dari sudut ilmu sistem informasi adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai. Sebagai ilustrasi, misalnya jumlah jam kerja karyawan. Saat data ini diproses, ia dapat berubah menjadi informasi misalnya dengan mengalikan jumlah jam kerja dan upah per jam sehingga didapat hasil pendapatan kotor. Jika pendapatan kotor ini dijumlahkan maka penjumlaha ini merupakan total biaya gaji karyawan harian. Jumlah biaya gaji ini dapat dijadikan informasi bagi manajemen. Jadi informasi merupakan data yang telah diolah dan memiliki arti bagi pemakai.

Jenis-Jenis Data
  1. Data Primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisisan kuesioner, dan observasi.
  2. Data Sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-digram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut, misalnya data kinerja perbankan nasional yang dikeluarkan suatu badan riset.
Cara Pengumpulan Data
  1. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melihat secara langsung di tempat lokasi dan mencatat hal-hal yang dipergunakan dalam perusahaan.
  2. Interview, yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan, staf dan para karyawan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya.
  3. Dokumentasi, yaitu pengambilan data secara tertulis atau data yang sudah tersedia di tempat penelitian seperti:
        –    Sejarah singkat perusahaan
        –    Struktur organisasi
        –    Data-data yang berhubungan dengan data penelitian

    4.  Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan pada responden  yang disusun secara  terstruktur, sehingga diperoleh data yang akurat berupa tanggapan langsung responden (karyawan).

Sedangkan untuk pemberian skor skala likert, menurut Sugiyono, (1999:87):
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dapat diberi skor, misalnya:
1.    Setuju/selalu/sangat positif diberi skor                                   (5)
2.    Setuju/sering/positif diberi skor                                              (4)
3.    Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor                          (3)
4.    Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor             (2)
5.    Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor    (1)

Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
 
Sampel merupakan kumpulan obyek atau orang yang mewakili populasi, dalam penelitian. Ada tiga hal pokok penting dalam pengambilan sampel dari populasi, yaitu:
  • Populasi yang terhingga dan yang tidak terhingga.
  • Pengambilan sampel secara probabilitas dan non yang probabilitas.
  • Pengambilan sampel dengan membagi-bagi dulu populasi menjadi beberapa bagian yang disebut subpopulasi sehingga subpopulasi menjadi relatif homogen atau heterogen dan pengambilan sampel langsung dari populasi yang tidak dibagi-bagi dulu menjadi beberapa subpopulasi.
Beberapa teknik dalam pengambilan sampel meliputi :

1).    Pengambilan Sampel Probabilitas/Acak
Adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai   peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini sering disebut sebagai prosedur yang terbaik. Ada tiga cara pengambilan sampel dengan metode ini yaitu :
a.    Simple Random Sampling
  • Cara Undian
  • Cara Tabel Bilangan Random
  • Cara Sistematis/Ordinal
b.    Cara Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Adalah populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu terlebih dahulu dikelompok-kelompokankan dalam beberapa subpopulasi yang memiliki anggota sampel yang relatif homogen.
c.    Cara Kluster (Clustre Sampling)
Cara ini mirip dengan stratifikasi, perbedaannya jika stratifikasi mengakibatkan adanya subpopulasi yang unsur-unsurnya hemogen, sedangkan kluster unsur-unsurnya heterogen.

2).    Pengambilan Sampel Non-probabilitas/Non-acak
Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang     yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Ada lima cara pengambilan sampel non-acak yaitu :
a.    Cara Keputusan (judgment Sampling)
b.    Cara Kuota (Quota Sampling)
c.    Cara Dipermudah (Convinience Sampling)
d.    Cara Bola Salju (Snowball Sampling)
e.    Are Sampling

3).    Kekeliruan Sampling
4).    Sampel Harus Berdistribusi Normal
Untuk menentukan apakah data sampel berdistribusi normal, ada beberapa cara antara lain dengan:
  • Kurva Normal
  • Kertas Peluang Normal
  • Uji lilliefors
  • Uji Chi Kuadrat
Variabel Penelitian

Sugiyono (1997), menyatakan bahwa variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti, mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut, misalnya tinggi badan dan berat badan yang merupakan atribut dari seseorang yang dalam hal ini adalah obyek penelitiannya.

Variabel mempunyai bermacam-macam bentuk menurut hubungan antara satu variabel dan variabel lainnya, yaitu :
1.    Variabel independent, variabel yang menjadi sebab terjadinya/terpengaruhnya variabel dependent.
2.    Variabel dependent, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independent
3.    Variabel moderator, yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel dependent dan independent.
4.    Variabel intervening, seperti variabel moderator, tetapi nilainya tidak dapat diukur, seperti kecewa, gembira, sakit hati.
5.    Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan peneliti.
6.    Variable dummy (boneka), yaitu variabel yang isinya berupa kode-kode yang berfungsi untuk membedakan data yang berada pada variabel-variabel tertentu lainnya pada kelompok-kelompoknya. 

Sumber :
Husein Umar. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Umum, 2003

HIPOTESIS

Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesis yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan, atau kepastian. Jadi hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.

Sedangkan menurut tatabahasa hipotesis berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat suatu proposisi atau dalil. Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap suatu objek hendaknya di bawah tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation) ataupun dalam prakteknya (implementation).

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan ditelit. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.

Kegunaan Hipotesis

Secara garis besar kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut(Nazir 1983):
  1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
  2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
  3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
  4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta
Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat bergantung dari (Nazir 1983) :
1.    Pengamatan yang tajam dari si peneliti
2.    Imajinasi serta pemikiran kreatif dari si peneliti
3.    Kerangka analisis yang digunakan oleh si peneliti
4.    Metode serta desain penelitian yang dipilih oleh peneliti

Sedangkan menurut Husein umar Fungsi Hipotesis itu sendiri adalah sebagai berikut:
1.    Sebagai jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya.
2.    Petunjuk kearah penyidikan yang lebih lanjut.
3.    Sebagai suatu ‘working hypotesis’ atau hipotesis kerja.
4.    Suatu ramalan atau dugaan tentang sesuatu yang bakal datang atau bakal ditemukan.
5.    Sebagai konsep yang berkembang.
6.    Sebagai bahan dari bangunan dari suatu teori.

Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik

Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
  2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian.
  3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.
  4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.
  5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.
Jenis Hipotesis

Menurut Husein Umar (2003) didalam penelitian dikenal beberapa jenis hipotesis,di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Preliminary hyphotesis ialah hipotesis pendahuluan atau hipotesis sementara, yang belum atau sedang diuji kebenarannya. Contoh, seseorang beranggapan karena logikanya, Bahwa kepuasan kerja seseorang sangat tergantung pada gaji atau pendapatan yang diterimanya setelah bekerja.
  2. Hipotesis yaitu hipotesis pada umumnya atau premilinary hyphotesis yang sudah diuji kebenarannya dan telah diterimasebagai hipotesis. Contoh, bahwa telah banyak penelitian yang membuktikan ternyata benar adanya bahwa gaji ternyata berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja seseorang.
  3. Hipotesi penelitian yaitu hipotesis yang berfungsi sebagai penuntun dalam melakukan penelitian. Misalnya, dalam perihal gaji yang berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja. Disuatu perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultan manajemen akan diteliti apa benar bahwa gaji mempunyai pengaruh besar terhadap kepuasan kerja para konsultan. Jadi, penelitian akan fokus ke sana saja, tidak muter-muter.
  4. Asumsi ialah anggapan. Misalnya, hipotesis bahwa sekitar tahun 2010 pulau jawa akan menjadi kota-pulau. Hipotesis ini berdasarkan asumsi-asumsi tertentu; pertambahan penduduk begini dan begitu, dan lain-lain.
  5. Hipotesis Nol. Merupakan pernyataan sementara suatu parameter yang akan diuji melalui uji statistik. Contoh, misalkan ada dua kelompok mahasiswa:
                a.    Mahasiswa yang kos/kontrak
                b.    Mahasiswa yang tinggal bersama orangtua

Pertanyaan :  Adakah korelasi antara prestasi mahasiswa dan tempat tinggal mahasiswa antara yang   kos/kontrak dan tinggal bersama orang tua?
Jawab :  Ho: Tidak ada perbedaan

Hipotesis ini menuntun penelitian terhadap kedua kelompok. Kalau ternyata benar, hipotesis nol itu diterima sebagai tesis. Sebaliknya, kalau terbukti keliru, hipotesis nol itu ditolak dan dirumuskanlah hipotesis baru.

Uji hipotesis

Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan pada fungsi sebagai penuntun dalam analisa data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebapkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.

Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisa data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.
Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis adalah serangkaian hasil yang bisa menolak hipotesis nol, untuk menerima hipotesis alternatif. Daerah kritisini biasanya di simbolkan dengan huruf C.

Contoh Uji Hipotesis
Seorang yang dituduh pencuri dihadapkan kepada seorang hakim. Seorang hakim akan menganggap orang tersebut tidak bersalah, sampai kesalahannya bisa dibuktikan. Seorang jaksa akan berusaha membuktikan kesalahan orang tersebut.
Dalam kasus ini, Hipotesis nol (H0) adalah: "Orang tersebut tidak bersalah", dan Hipotesis alternatif (H1) adalah : "Orang tersebut bersalah". Hipotesis alternatif (H1) inilah yang akan dibuktikan.
Ada dua kondisi yang mungkin terjadi terhadap orang tersebut:
1.    Orang tersebut tidak bersalah.
2.    Orang tersebut bersalah.
Dan ada dua keputusan yang bisa diambil hakim
1.    Melepaskan orang tersebut.
2.    Memenjarakan orang tersebut.




                                                  Hipotesis nol (H0) benar               Hipotesi alternatif (HI) benar
                                                  (Orang tersebut tidak bersalah)     (Orang tersebut bersalah)
                                                      

Menerima hipotesis nol                Keputusan yang benar                Keputusan yang salah
(Orang tersebut dibebaskan)         Keputusan yang salah                (kesalahan Tipe II)
                                                                                       
Menolak hipotesis nol                  Keputusan yang salah                 Keputusan yang benar
(Orang tersebut dipenjara)            (Kesalahan Tipe I)  

Dalam kasus ini, ada dua kemungkinan kesalahan yang dilakukan hakim
1.    Memenjarakan orang yang benar (Kesalahan Tipe I)
2.    Melepaskan orang yang bersalah (Kesalahan Tipe II)

Sumber :
Husein Umar. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Umum, 2003
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/16/merumuskan-hipotesis/

METODE ILMIAH

Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah dapat dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” Jadi pengertian metode ilmiah adalah suatu usaha untuk menemukan hal menurut metode yang ilmiah.

Ilmiah harus memiliki kebenaran yang dapat dilihat dari sisi bahwa ia sesuai dengan fakta dan aturan, obyektif, masuk akal dan memiliki asumsi-asumsi. Oleh karena kebenaran ilmiah harus sesuai dengan aturan, maka berarti harus memiliki metode. Metode Ilmiah atau sering hanya ditulis metode, metoda atau methode dapat diartikan sebagai suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu. Ia bersifat empiris, artinya keputusan-keputusan diambil berdasarkan data empiris (pengalaman yang benar). Oleh karena metode itupun harus benar maka ada ilmu yang mempelajari tentang metode, yang untuk metode riset ilmunya disebut Metodologi Riset.

Tujuan metode ilmiah adalah  :
•    Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga
merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
•    Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
•    Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

Sifat Metode Ilmiah
1.Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu).
2.Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja).
3.Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).

KRITERIA METODE ILMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
Menggunakan teknik kuantifikasi

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.    Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.    Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.    Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.    Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

a). Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.

Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :

1.Sistematis
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3. Empirik
Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
•    Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
•    Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
•    Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.

4. Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Karakteristik lain dalam metode ilmiah yaitu sebagai berikut :
  • Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
  • Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
  • Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
  • Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
  • Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
b).Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya
Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.

c). Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.
Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis.Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.

Langkah-langkah dalam metode ilmiah

Schluter (1926) memberikan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
  2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
  3. Membangun sebuah bibliografi.
  4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
  5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
  6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
  7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
  8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
  9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
  10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.
  11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.
  12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
  13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
  14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).
  15. Menulis laporan penelitian.
Dalain melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) mcmberikan langkah-langkah berikut
1. Tentukan judul. Judul dinyatakan secara singkat.
2. Pemilihan masalah. Dalam pemilihan ini harus:
  • Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.  
  • Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya  diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
  • Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal-hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti. 
3. Pemecahan masalah. Dalain niemecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
  • Analisa harus logis, aturlah bukti dalam bnntuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
  • Proscdur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
  • Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
  • Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan.
  • Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
  • Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.
4.Kesimpulan
  • Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh
  • Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah.
Nyalakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah. Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

5.1. Merumuskan serta mcndefinisikan masalah
langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?
Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya

5.2. Mengadakan studi kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

5.3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.

5.4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pcngujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

5.5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

5.6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

5.7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.

5.8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Sumber :
Husein Umar. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Umum, 2003
http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/29/apakah-yang-dimaksud-dengan-metode-ilmiah/
http://bio-nikith.blogspot.com/2012/05/metode-metode-ilmiah.htmlhttp://bloggueblog.wordpress.com/2012/04/27/pengertian-metode-ilmiah/